Sunday, October 31, 2010

pola perjuangan rasullah saw

POLA PERJUANGAN RASULULLAH SAW
Oleh : KH. M. Zein ZA. Bazul Asyhab
ceramah/khidmat manaqib tqn suryalaya juli 2000


Orang tarekat selalu menggunakan kata “melalui” dalam setiap do’anya, sebagai contoh : “Semoga Allah selalu melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita melalui Pangersa Guru”. Mendengar hal ini ada orang yang menganggapnya syirik (musyrik).

Syirik (musyrik) mempunyai dua arti yaitu secara lughawi yang artinya bercampur, seperti bercampurnya bahan-bahan dalam bakso. Juga diartikan secara aqidah yaitu menduakan Tuhan atau menganggap ada lagi Tuhan selain Allah SWT.


(Syekh Shohibulwafa Tajul Arifin/Abah Anom Suryalaya)


(KH. M. Zein ZA. Bazul Asyhab)

Kalau orang tarekat yang ingin mendekatkan diri kepada Allah dan merasa dirinya tidak mampu kecuali melalui Guru. Atau mengganggap limpahan pemberian dari Allah kepadanya tidak akan langsung kepadanya melainkan melalui faidah Guru, ini bukan musyrik aqidah. Karena orang tarekat tidak menganggap Guru adalah Tuhan atau tidak mempersekutukan Tuhan dengan Guru. Tetapi mereka merasa dirinya hina, rendah, bodoh, kotor dan tidak layak untuk mendekat kepada Allah.

Contohnya tidak semua orang berani masuk ke Pendopo Bupati, Gubernur dan Istana Presiden. Dikarenakan mereka merasa tidak pantas untuk masuk ke dalamnya. Tetapi mengapa kepada Allah semua orang merasa pantas untuk dekat? Kalau memang layak itu bagus, tetapi kalau tidak layak dan mengaku pantas itu berbahaya. Karena untuk masuk kepada Allah bayak persyaratan yang sangat ketat. Dalam kitab Qurtubi dikatakan ada tujuh pos pemeriksaan.

Di dalam Al-Quran dikatakan yang artinya : “Hai orang-orang yang beriman bershalawatlah (memohon salam) kamu kepada Nabimu dan mohonkan keselamatan kepada Rasulmu”.


Kalau kita perhatikan posisi kita di mata Allah adalah orang yang goblok dan tidak mungkin meminta kepada-Nya, kita tidak pantas mendapat Rahmat dan hidayah dari Allah. Karena kita harus mencari cara agar kita mendapatkannya. Caranya yaitu dengan menjual nama orang yang dicintai dan dikasihi oleh Allah (Nabi Muhammas SAW) dan meminta Rahmat serta Hidayah atas nama Beliau karena Nabi adalah orang yang dicintai dan dikasihi oleh Allah pasti Rahmat dan Hidayah-Nya akan diturunkan, dan karena Nabi sudah penuh dengan Rahmat dan Hidayah-Nya, maka sampailah Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita.

Dengan demikian shalawat adalah penyampaian Hidayah dan Rahmat Allah kepada kita melalui Rasulullah SAW. shalawat akan lebih bermakna, menurut Ahli Hikmah (orang bisa mengambil makna dari segala yang Allah berikan kepadanya) apabila mengandung tiga unsur yaitu :
  • unsur jasad
  • unsur nur
  • unsur ruh

Maksudnya kita menyampaikan salam kepada Jasad Rasul di alam jasad, kepada Nur Rasul di alam nur dan kepada Ruh Rasul di alam ruh.begitu juga kepada Pangersa Abah harus melalui tiga unsur tersebut.

Mudah-mudahan kita dapat terpancari nur Muhammad melalui nur Pangersa Abah. Amiin.

sumber : suryalaya.org

No comments: