Friday, August 13, 2010

marhaban ya ramadhan

MARHABAN YA RAMADHAN
ceramah/khidmat manaqib tqn suryalaya desember 2001


Tidak lama lagi kita akan berjumpa dengan Syahrul Mubarokah atau Syahrul Karim yaitu bulan Ramadhan yang penuh berkah. Bulan ini bulan Sya’ban adalah bulan disebut sebagai penyambutan marhaban ya Ramadhan. Kita sambut kehadiran bulan Ramadhan yang kita tunggu-tunggu selama satu tahun. Dan bahkan sebagian menginginkan bila Allah swt mengizinkan jadikanlah dua belas bulan itu sebagai Ramadhan seluruhnya.

Bulan Ramadhan penuh dengan berkah, penuh dengan karomah, penuh dengan keutamaan. Ini mungkin terjadi apabila dalam melaksanakan Shaum ini tidak semata-mata sebagai pelaksanaan kewajiban yang dibebankan oleh Allah Swt tapi merupakan satu kebutuhan hidup bagi setiap insan yang ingin mengabdi kepada Allah swt. Kecilnya mengikuti Manakib di Nurul Asror ini tidak menjadi beban manakala Manakib yang kita ikuti ini bukan semata-mata merupakan kewajiban yang dibebankan oleh seorang Guru Mursyid. Tetapi merupakan sesuatu kebutuhan kita untuk berhidmat kepada Guru Mursyid, kepada tuan Syaikh.

Kita mendengar suatu ungkapan “siapa yang baik hidmatnya kepada Guru maka orang itu wajib memperoleh karomat dari Guru itu”. Jadi syaratnya adalah baik hidmatnya. Karena suatu kewajiban jika dilakukan bukan karena merupakan beban maka hal tersebut akan terasa ringan dikerjakan. Hal tersebut merupakan panggilan suci dari hati nurani sebagai suatu rasa terima kasih kita kepada Guru yang telah menunjukkan kepada kita ke jalan yang benar, jalan yang diridhoi oleh Allah swt.

Bila manakib ini adalah sesuatu yang kita kasihi dan kita cintai maka segala penghalang tidak akan berarti dan Nurul Asror inilah sebagai cantolan kasih hati kita masing-masing. Sesuai dengan munajat yang sering kita ucapkan setiap selesai shalat lima waktu “Ilaahii anta maqsuudii waridhooka mathluubii a’thinii mahabbataka wama’rifataka”. Ternyata untuk cinta tidak hanya diucapkan dengan lisan saja tetap harus dibuktikan dengan amal perbuatan. Sudahkah kita sanggup menghambakan diri 100% kepada Allah swt sebagai bukti cinta kita…? Sebagai bukti cinta kita sudah siapkah kita menerima kehadiran bulan Ramadhan.

Perintah berpuasa diawali dengan kalimat “Yaa Ayyuhaladziina aamanu” (Hai orang-orang yang beriman), orang beriman adalah orang yang selalu berdzikir kepada Allah swt. Yang menjadikan hati mereka tentram dan bertambah keimanannya tatkala dibacakan kepada mereka ayat-ayat Allah swt. Oleh karena itu mari kita siapkan fisik maupun mental kita untuk menyambut Bulan Suci Ramadhan ini dengan lebih meningkatkan kualitas serta kuantitasnya dzikir kita sehingga kita termasuk ke dalam golongan orang-orang yang bertaqwa.

sumber : www.suryalaya.org
sumber lainnya : www.tqn-jakarta.org

No comments: