Tuesday, August 31, 2010

tipuan hati

Tipuan Hati
Yuli Pujihardi - detikRamadan

GB
Jakarta - Bulan puasa akan segera berakhir, sudah mantapkah hati kita berpisah dengannya? Jika belum, maka masih ada waktu untuk mengejar ampunan Allah Swt. Barangkali sebagian merasa telah melaksanakan ibadah dengan baik dan dengan porsi yang banyak. Dan sebagian yang lain masih merasa 'belum apa-apa' di dalam beribadah. Salah satu hal yang wajib diwaspadai oleh semua orang yang puasa adalah merasa aman dan merasa sudah banyak beribadah.

Kenapa sikap ini menjadi terlarang? Jawabannya sederhana, karena sikap merasa aman ini membuahkan tabiat sombong yang sangat merusak. Memang benar, Allah SWT sangat mudah menerima amal seorang hamba dan juga doa seorang hamba; 'ud-'uni astajib lakum (berdoalah, niscaya akan Ku kabulkan). Tapi disisi lain, Allah juga mengecam hambanya yang merasa 'aman' dari kemurkaannya.

Rasulullah Saw, seorang manusia pilihan yang sangat dijaga batinnya, melakukan taubat kira-kira 70 kali per hari. Beliau ratusan kali beristigfar, padalah semua perbuatan beliau sama sekali tidak mengandung dosa. Tapi, rasa takut beliau dengan siksa Allah mengalahkan rasa senangnya karena dipilih sebagai Nabi dan Rasul penutup.

Maka, bagaimana dengan kita yang jelas-jelas tanpa status terpilih dan terjaga? Sudah seharusnya kita justru lebih takut dengan Allah Swt. Ramadan adalah bulan mulia, namun, disini juga terkandung celah ujian yakni melahirkan manusia-manusia yang takabur dengan amalnya sendiri. Boleh-boleh saja merasa sudah banyak beribadah, tapi jika kemudian dia melakukan judgement (menghakimi) ibadah orang lain, maka berarti dia terjerumus dalam sikap sombong.

Contoh paling nyata adalah ketika seseorang kembali dari beribadah haji. Di Tanah Suci, Allah memberi pesan untuk hanya memakai kain putih ihram saja, sebagai tanda persamaan di mata Allah SWT. Tapi ketika kembali ke tanah air, dia dikuasai sikap takabur dengan ibadah hajinya. Misalnya, marah jika tidak disebut 'Haji/ Hajjah', kemudian jika berkenduri senangnya berkumpul dengan yang sesama sudah haji sehingga terjadi sekat antar warga.

Kita harus waspada! Karena syetan dengan kelihaiannya selalu mencari cara untuk membatalkan kebaikan yang sudah dilakukan seseorang. Ketika hamba akan beribadah, syetan menghalangi. Jika ibadah sudah dilaksanakan, maka syetan akan mencari cara agar ibadah yang sudah dikerjakan menjadi batal sia-sia. Wallahu a'lam.

*) Yuli Pujihardi adalah Direktur Corsec & Resourses Mobilization Dompet Dhuafa.

( gst / vta )

sumber : http://ramadan.detik.com/read/2010/08/31/122437/1431875/992/tipuan-hati

No comments: